Khotbah Pak Bejo
Rudi baru pindah rumah. Ia senang karena orang-tuanya membeli rumah baru. Sekarang ia punya kamar sendiri yang bisa ditatanya sesuka hatinya sendiri.
Pagi hari bila Rudi pergi ke sekolah, ia sering bertemu dengan seorang pria tua yang kurus tinggi. Nike Air Max 2017 Dames roze
Sebagian rambut pria itu sudah putih. Duke Blue Devils Air Max 90 Donna Nere
Maglie Dallas Mavericks Ia memakai celana pendek dan T-shirt hitam yang sudah pudar warnanya. ugg olsen TANJUN
Maglie Cleveland Cavaliers Ia mendorong sebuah keranjang besar yang berisi sapu, serok sampah, dan sekop panjang.
Ia juga membawa sepit panjang untuk menyepit sampah-sampah di jalan dan memasukkannya ke dalam kantung plastik besar di keranjangnya. basket nike tn Air Jordan Retro 4 Kadang-kadang ada bungkusan sampah di dalam keranjang tersebut. nike tn Kadang-kadang Rudi melihat bapak itu sedang membersihkan selokan di depan sebuah rumah atau mencabuti rumput-rumput di tepi selokan.
Ia bukan petugas kebersihan, karena petugas kebersihan biasanya membawa gerobak sampah dan memakai baju seragam warna oranye. air max thea mu legend redzen online Pernah pada siang hari Rudi melihatnya sedang makan di warteg atau tidur di pos siskamling.
“Hidup orang tua itu sungguh menyedihkan. chaussure nike cortez nike air presto hombre Colin Kaepernick
Kasihan,” pikir Rudi.
Ia menceritakan hal itu pada Ibu dan pembantu baru mereka, Mbak Mumun. ray ban pas cher Tampaknya Mbak Mumun mengenal orang tua itu.
“Itu Pak Bejo. nike air max 2013
Orangnya rajin. Dia suka disuruh orang apa saja: membersihkan selokan, membuang sampah, membersihkan saluran air, berbelanja, menunggu rumah, dan sebagainya,” kata Mbak Mumun.
“Memangnya Pak Bejo tidak punya anak istri, Mbak Mumun?” tanya Rudi ingin tahu.
“Tidak, dia tidak menikah. adidas messi 2017 Dia kos di kampung sana di RW 2,” jawab Mbak Mumun. adidas stan smith pas cher nike femme 2017 “Kadang-kadang dia menengok ibunya di Bekasi.”
Dalam hati Rudi berpikir suatu waktu ia ingin memberikan uang pada Pak Bejo. nike air max pas cher Dan ketika ia mendapat uang Rp 50.000,- dari Oom Roy, ia menyisihkan Rp 10.000,- untuk Pak Bejo.
Ketika bertemu dengan Pak Bejo, Rudi memberikan uang tersebut.
Di luar dugaan Pak Bejo menolaknya.
“Loh ini untuk apa, Nak? Untuk jajan kamu saja. nike air tn Asics Pas Cher Saya tidak kekurangan uang,” kata Pak Bejo. basket air jordan soldes Donne Scarpe Air Jordan 6 “Tuhan selalu mencukupi kebutuhan saya.”
Rudi sangat terkejut. Pria yang selalu berpakaian sederhana ini menolak uangnya dan mengatakan bahwa dia tidak kekurangan uang.
“Waaah, saya kan hanya ingin membantu Bapak,” kata Rudi dengan kecewa.
“Oh, kamu ini anak baik,” kata Pak Bejo. nike tn adidas messi 2017 Jalen Hurts NCAA Jersey NIKE ZOOM KD 9 Detroit Pistons fjällräven kånken Laptop 17 “Begini saja. Adidas Superstar Kemarin malam kan ada kebakaran di rumah-rumah kumuh dekat rel kereta api. Adidas Original Zx Flux Homme Kamu bisa menyumbangkan uangmu untuk korban kebakaran. nike internationalist Kalau mau dibelikan sembako bisa juga. chaussure timberland homme asics gel lyte 5 adidas gazelle hombre Nanti sore saya mau ke sana. Sudah ada posko yang menerima sumbangan.
Pak Bejo dan Rudi berjanji akan bertemu di pos siskamling setengah lima sore untuk pergi bersama-sama ke lokasi kebakaran.
Sepanjang jalan menuju sekolah Rudi masih berpikir-pikir. Pak Bejo yang berpenampilan dan hidup sederhana merasa Tuhan mencukupkan kebutuhannya.
“Dia orang baik,” pikir Rudi.
“Sepulang sekolah,lagi-lagi Rudi bercerita pada Mama dan Mbak Mumun.
“Dia memang orangnya begitu. FREE RN
Canotte NCAA Bila dia mengerjakan sesuatu dan orang memberinya uang, dia mau. adidas alphabounce damskie Bila orang memberinya uang karena kasihan, dia tidak akan menerima. adidas pure boost chill sale Mungkin karena dia orang Kristen,” kata Mbak Mumun.
“Haaa? Dia orang Kristen?” tanya Rudi terkejut. ugg canada lunette de soleil ray ban Mama pun tampak terkejut.
“Ya, kalau hari Minggu dia berpakaian rapi, memakai celana panjang dan kemeja tangan panjang, membawa Alkitab!” Mbak Mumun menjelaskan.
Jam setengah lima Rudi pergi ke pos siskamling. bottes timberland Ia membawa beberapa buah sabun mandi yang dibelinya dengan uang yang semula ingin diberikannya kepada Pak Bejo. Nike Air Max 2016 Heren wit Pak Bejo sudah ada di sana. nike dynamo Ia masih memakai celana pendek dan T-shirt pudarnya.Dia membawa satu dus mi instan dan dua bungkus minyak goreng kemasan dua liter. adidas nmd Timberland 6 Inch Premium Homme Rudi menghitung nilai pemberian Pak Bejo. Scarpe Nike Store Italia Oh, berlipat-lipat dari pemberiannya.
“Mari kita pergi!” ajak Pak Bejo.
“Iya, Pak. basket air jordan soldes cheap albion gold Omong-omong banyak amat sumbangan Bapak,” kata Rudi.
“Aah, ini tak seberapa. Adidas Superstar Pour Femme ugg paillettes Harvard Crimson Bapak punya tabungan sedikit dan hanya ini yang bisa Bapak berikan,” kata Pak Bejo.
“Kalau uang tabungan Bapak disumbangkan, untuk Bapak sendiri bagaimana?” tanya Rudi heran.
“Ah, Tuhan mengatur semuanya. Chaussures adidas air max pas cher pour femme Tiap hari Tuhan akan turunkan berkat, kalau berlebih ya Bapak simpan. Suatu waktu pasti ada yang membutuhkan. timberland black Hidup ini sederhana saja. chaussures nike air max mu legend zen NIKE AIR MAX TAILWIND 8
Maglie NBA Taat pada Tuhan, rajin bekerja dan berusaha jadi garam dan terang,” kata Pak Bejo.
“Betul, Pak,” kata Rudi kagum.
Mereka terus berjalan dan tiba-tiba Rudi merasa kaya, ia mendapatkan sesuatu yang penting dalam hidupnya.