JONA
Sekolah masih liburan. timberland femme adidas ace Jona dan Sarah menginap di rumah om dan tante mereka. adidas gazelle Air Max 90 VT Mereka sangat senang bermain bersama sepupu mereka, Ian dan Ine. Mereka boleh terus main komputer, playstation, nintendo…. adidas stan smith cheap Ian punya banyak sekali game, macam-macam dan seru-seru. timberland soldes hommes adidas zx 500 Villanova Wildcats Jerseys Maglie Dallas Mavericks Jona sangat suka bermain seperti itu, ia cukup sedih ketika harus pulang.
“Tidak apa-apa,” kata Ian, “aku juga tidak boleh main game kalau sudah masuk sekolah. Papamu punya komputer kan? Ini kamu bawa saja game-ku.”
Jona tercengang, lalu melompat-lompat kesenangan. “Boleh? Terima kasih ya, Ian!”
Sarah menyela, “Jona, kamu kan tahu kita tidak boleh sering-sering main di rumah, baik liburan atau sekolah. Lebih baik kamu jangan bawa.” Jona cemberut.
Ian berkata, “Tidak apa-apalah, Kak Sarah. nike huarache Cuma satu game… nike air max zero UGG Maylin UGG Bottes nike air jordan en france nike air max 90 oreo damskie Air Jordan Goedkoop Ya kan, Pa, Ma?”
Om dan Tante tersenyum sambil mengatakan, “Bawa saja, Jona, Ian masih banyak game-nya….”
Akhirnya Sarah dan Jona pulang ke rumah sambil membawa game, tanpa memberitahu Papa Mama.
Hari pertama di rumah, Jona nelum berani main game, tapi ia ingin sekali. ADIDAS Yeezy Boost 350 V2
Ketika Mama sedang sibuk memasak di dapur, Jona diam-diam main komputer di kamar. nike air max 90 timberland soldes Ia senang sekali. ugg paillettes adidas pure boost uomo MAin satu jam terasa seperti sepuluh menit saja.
Tiba-tiba Mama sudah masuk kamar dan memanggilnya. Marcus Mariota – Oregon Ducks Jerseys “Jona!”
Jona akget sampai hampir jatuh dari kursi. “Eh, iya, iya, Ma,” jawabnya dengan gelagapan sambil berusaha men-save permainannya.
“Mama panggil dari tadi, kamu tidak jawab-jawab. Nike Air Max BW Sudah latihan piano belum?”
Jona lupa! Sore itu ia les piano. Air Max Rouge Kyrie 1 Basketball shoes
Sebelum menginap, ia berjanji akan latihan piano di rumah Om, tapi karena game, ia lupa latihan.
“Eh, oh, ya, sebentar ya, Ma,” kata Jona.
“Kamu lagi main apa?” tanya Mama.
Akhirnya Jona terpaksa menceritakan semua soal game Ian dan bahwa ia belum latihan piano.
Tapi sekarang mau latihan, Ma,” katanya sambil buru-buru kabur keluar kamar; tentu saja sambil membawa game. Nike Air Max 90 Donna Rosa
“Sebentar,” kata Mama. “Biar Mama simpan game-nya.”
Jona langsung lemas. nike air max 1 pas cher nike air max Nike TN Requin 2017 Bisa-bisa ia tidak diijinkan main game lagi!
“Jangan, Ma,” katanya sambil memeluk game-nya erat-erat. adidas yeezy boost Zapatillas Asics “Jona akan latihan, Ma, janji!” Sebelum Mama sempat mengatakan apa-apa, ia buru-buru lari keluar kamar dan latihan piano.
Baru latihan 10 menit, ia merasa latihan piano itu berat dan susah dan membosankan sekali. Asics Gel Lyte 5 Donna
Lebih baik main game! Maka ia masuk lagi ke kamar, dan main komputer lagi.
Rachel masuk ke kamar, katanya, “Kak Jona, Kak Sarah sakit.” Jona tidak memperhatikannya.
Rachel menarik-narik tangan Jona sambil melapor, “Kak Sarah ke dokter.”
Jona kesal dan membentak adiknya, “Jangan ganggu Kakak! Sana!”
Rachel pergi dan tidak ada yang “mengganggu” Jona lagi.
Jona main sampai lupa latihan piano, bahkan lupa les piano. ugg prix france Adidas Zx 500 Homme Ia tidak tahu Mama tadi buru-buru pergi membawa Sarah yang sakit ke dokter, sampai Mama dan Papa pulang. Cheap Adidas Sneakers AIR MAX 2017 MUJER Tentu saja Jona kena marah besar.
“Jona bilang mau hidup memuliakan Tuhan, seluruh hidup mau dipersembahkan untuk Tuhan, karena Tuhan mengasihi kita. air jordan future Tapi sekarang untuk belajar piano saja, setengah hari ini saja, Jona gagal karena main game. Soldes Asics 2017 adidas donna Kalau main game terus bagaimana memuliakan Tuhan?” kata Papa dan Mama.
Jona sedih sekali. nike air max 1 fjällräven kånken big Ia tahu ia salah. Timberland Boat Femme Air Jordan 14 Retro Ia berdoa, “Tuhan, Jona minta ampun sudah buang-buang waktu. adidas original Tolong Jona untuk tidak main game terus.” Ia berjanji tidak akan main game lagi selama-lamanya.
Papa mau membuang game itu, tapi Jona yakin ia bisa menepati sendiri janjinya. canada goose gilet Nike Foamposite One
Nike air max pas cher Dan lagi itu game milik Ian.
Tetapi baru satu hari berlalu setelah janji indahnya, Jona sudah main game lagi. timberland homme Nike Air Max 2016 Heren Kali ini ia main game waktu semua orang sedang tidur: tengah malam! Tetapi Papa dan Mama terbangun, dan mengajak Jona bicara. Air Foamposite One Jona menyesal lagi, dan menangis.
“Pa, sepertinya Jona tidak bisa menepati janji Jona.”
“Betul,” kata Papa. nike air max flyknit ultra 2.0 “Kamu perlu ditolong. adidas zx flux Pittsburgh Panthers chaussures nike Caranya begini.” Papa mengambil game itu dan membuangnya.
Jona kaget. Lavelle Hawkins “Pa, itu punya Ian!”
“Nanti Papa ganti atau kamu yang ganti. Jadeveon Clowney – South Carolina Gamecocks Yang penting, kamu sekarang tahu, kamu tidak bisa menepati janjimu dengan kekuatanmu sendiri. Kamu tidak bisa, kalau tidak ditolong. Nike Kyrie Irving Kamu berdoa minta Tuhan tolong kamu? Ini dia pertolongan Tuhan buat kamu. ugg boots bailey Kalau tidak, kamu pasti terus main game.”
Jona sedih, tetapi ia mengerti maksud Papa. Meskipun susah, ia berusaha untuk taat tanpa mengomel. Lama-lama ia mengerti, memang Tuhanlah yang telah menolongnya. Ia tidak hebat, tetapi Tuhan yang hebat. adidas x 16.3 Ia tidak, tetapi Tuhan yang baik.