Cerita : Kak Widya
Illustrasi : Kak Heru
Tek kotek kotek… tek kotek kotek! Suara ayam di kandang bersahutan di pagi hari ketika Bu Malik membuka pintu kandang itu. Joc Pederson Jersey Sepuluh ekor ayam keluar dari kandang itu, lalu mematuk-matuk gabah yang disebarkan di tanah oleh Bu Malik.
Bu Malik mengambil telur-telur yang ada di kandang dan memasukkan telur-telur itu ke dalam wadah plastik. Puji Tuhan, ada tujuh butir! Kata Bu Malik di dalam hatinya.
Bu Malik dan suaminya tinggal di desa, sementara dua orang anak mereka yang dewasa bekerja di kota. nike tn pas cher Mereka hidup sederhana.
Tiba-tiba Diman, seorang anak tetangga yang berusia tujuh, datang.
“Bu Malik, saya disuruh Mama minta telur dua butir. chaussure nike cortez nike flyknit lunar Kami tidak punya lauk untuk sarapan pagi,” pinta Diman.
“Telur-telur ini untuk dijual. new balance femme nike pas cher asics basket Fjällräven Kånken Mini Mari, ikut ke rumah, Ibu punya nasi uduk dan tempe. basket air jordan soldes nike air max 1 og męskie Diman bawa pulang, ya, untuk sarapan,” kata Bu Malik. All Star 2015 Lalu ia memberikan sepiring besar penuh nasi uduk, kerupuk dan tempe. asics france New Balance 009 hombre South Carolina Gamecocks Jerseys Nike Air Max 2016 Homme Diman mengucapkan terima kasih.
Setiba di rumah Diman bercerita pada mamanya tentang pertemuannya dengan Bu Malik.
“Heran, kalau soal telur Bu Malik jadi pelit. Nike Air Max 90 Air Jordan 14 Retro Setiap hari dia panen telur ayam, tapi tak pernah mau membagikan pada tetangga. nike air presto hombre PURE BOOST Kalau mau telur, malah disuruh beli,” kata mama Diman.
“Telur ayamnya dijual ke warung Pak Sobri, Ma,” kata Diman.
Ketika itu Bu Mira, tetangga mereka, datang..
“Boleh, minta daun pisang, Bu? Saya perlu untuk membuat pepes ikan,” kata Bu Mira.
“Ya, ambil saja sendiri. Zapatillas Air Max Nike goedkoop nike air max 2017 Goedkoop Adidas Superstar Saya tidak seperti Bu Malik, punya telur ayam banyak, tapi tidak boleh diminta!” kata mama Diman.
Bu Mira tertawa. asics basket Nike Free Rn Flyknit Uomo
“Soal itu sudah diketahui semua orang di sini. Tapi sebenarnya Bu Malik itu baik, lo. ugg paillettes nike air pour femme louboutin chaussures Julio Jones Alabama Football Jerseys Dia rajin beribadah, selalu menjenguk tetangga yang sakit. adidas messi 2017 Kalau lagi panen pisang juga suka bagi-bagi tetangga,” kata Bu Mira.
“Iya, saya berdosa menghakimi dia. asics france adidas yeezy boost 350 v2 hombre Tadi juga saya diberi nasi uduk. adidas stan smith Air Jordan 3 Under Armour Micro G Torcia Boise State Broncos Maunya, sih, saya minta telur dua butir,” kata mama Diman sambil tertawa juga.
Beberapa bulan kemudian Bu Malik meninggal. new balance mrl996 nike huarache Fjallraven Kanken Large Jerod Mayo Di antara para pelayat, datang dua orang nenek, yaitu Nenek Sarmi dan Nenek Ijah. chaussure timberland pas cher Air Jordan 3 For Kids Mereka menangis tersedu-sedu.
“Sudahlah, Nek, Bu Malik sudah senang bersama Tuhan di surga,” hibur mama Diman.
“Iya, tapi kami sangat sedih. asics chaussures Nike Air Max 2016 Dames wit Ia selalu menjual telur ayamnya, lalu uangnya dibelikan beras, sabun dan minyak untuk kami berdua. ugg nice france nike air max 90 Nike Air Max 2016 Dames Grijs Kami tidak mempunyai anak-anak yang menanggung hidup kami,” cerita Nenek Sarmi. adidas x 16.3 new balance 247 damskie NIKE AIR MAX ZERO QS Nenek Ijah mengangguk membenarkan.
“Ia begitu rendah hati. Nike Marxman Ia melarang kami memberitahukan soal ini kepada para tetangga,” tambah Nenek Ijah.
Mama Diman terdiam mendengar cerita kedua nenek itu. Nike Nettbutikk Ia telah salah menduga, ternyata Bu Malik bukan pelit dengan telur-telurnya. nike free Phil Simms New Balance 1500 hombre Bu Malik hidup sederhana dari kiriman anak-anaknya, namun ia ingin membantu kedua nenek itu.
Pingback: Ulang Tahun Tanpa Pesta >> Sekolah Minggu | Sekolah Minggu