Seekor kucing liar berwarna belang mengintip dari luar jendela sebuah rumah besar.
“Dia disikat lagi, minum susu lagi, makan di piring warna pink lagi.” Huh, dengus Kucing Belang itu. bottes timberland pas cher chaussure asics Asics Gel Lyte 3 Homme “Seandainya aku jadi dia betapa bahagianya,” Kucing Belang turun dari jendela dan berbaring di teras rumah itu.
“Hai, Belang, kamu bau sekali,” seru seekor kucing berbulu putih panjang dan mengkilap. air max 90 nike Donne Scarpe Air Jordan 4 Sangat cantik.
Si Belang menoleh, “Ya iyalah, tidak ada yang mandiin aku, menyikat buluku seperti kamu. chaussures gel lyte 5 Tidak ada yang memberi aku makan dan susu.”
“Hah, kamu tidak pernah minum susu? Tidak pernah makan?” Kucing putih heran.
“Aku makan, tapi mencari sendiri,” jawab si Belang.
“Mencari makanan sendiri? Wah, asyik sekali. Fjallraven Kanken No.2 Bisa keluar rumah trus mencari apa yang kita suka.” Kucing Putih tertarik sekali.”Ayo, ceritakan lagi, apa saja yang kamu dapat!”
“Ceritaku biasa saja. nike air max 90 femme Setiap hari aku mencari makan di tong sampah. nike air max 1 Nike Air Max 90 Uomo
Kadang mencuri di rumah orang lalu dikejar anjing galak, waf, waf, waf, guk, guk, huk, huk.” Si Belang emnirukan suara anjing. Yeezy Boost 350 V2
Kopen Nike Air Max 2017 Goedkoop “Kadang aku menangkap tikus. nike air max thea New Balance 1400 hombre Ya, begitu saja hidupku.”
“Itu bukan cerita biasa lagi, itu cerita seru,” sahut Kucing Putih. air jordan 1 soldes adidas tubular dziecięce “Boleh aku ikut menangkap tikus?”
“Hah, kamu?” si Belang tidak percaya.
“Iya, aku mau, serius.” kata Kucing Putih.
“Tapi jangan nangis, ya,” si Belang ragu. Air Jordan 3 Retro “Apakah Kucing secantik dia bisa menangkap tikus?”
“Ayo, cepat!” seru Kucing Putih. nike homme pas cher nike air max 97 Dia berusaha keluar dari celah teralis jendela. Susah sekali. Tapi berhasil juga.
Si Belang berlari menerobos pagar, berjalan di pinggir got yang bau. Nike Air Max 1 asics mexico damskie Tetapi Kucing Putih tertinggal. Crazylight Boost Primekni
Dia kesulitan berlari dan berjalan cepat.
“Belang, tunggu aku,” teriak Kucing Putih. adidas superstar pas cher New Balance Dames “Belang, kita balik saja, yuk. Adidas Zx pas cher louboutin paris nike air max thea blu donna heh…heh…heh…” Kucing Putih tersengal-sengal. nike air max 1 femme leopard “Haus sekali.”
“Minumlah air itu,” kata si Belang sambil menunjuk air kubangan. Ereck Flowers Kucing Putih minum air itu.
“Huek, airnya pahit sekali, bau busuk lagi,” katanya.
“Kamu tidak suka, ya. asics kinsei Oke, kita balik saja.” Si Belang kasihan melihat Kucing Putih muntah.
Setibanya di rumah, si Belang menolong Kucing Putih masuk melalui teralis jendela. Rumah itu nampak sepi.
“Ayo masuk, tidak ada orang,” ajak Kucing Putih. air jordan en soldes Nike Air Max Thea Heren blauw
Canotte Milwaukee Bucks Si Belang masuk.
“Yuk, kita minum susu sama-sama. Maglie Basket
Oh, iya, mau cobain makananku?” Kucing Putih menjamu temannya.
Si Belang mencoba makanan itu. asics pas cher Maglie Washington Wizards nike internationalist hombre “Huk, rasa apa ini, tidak enak sama sekali. Nike Heren Kelihatannya aja asyik.”
Keduanya saling pandang lalu tertawa.
“Ternyata masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan.” kata si Belang.
“Benar. nike pas cher 2017 Aku tidak bisa menjadi kamu, gesit berlari mengejar tikus. chaussure timberland homme
Dan kamu tidak bisa tinggal di rumah, makan makanan kucing yang dibeli di toko.”
“Hahaha… nike air max flyknit nike store nike hypervenom adidas y3 Goedkoop Adidas Schoenen jadi tidak perlu sirik, kan” kata si Belang.
“Ngeoong” Kucing Putih menggesek-gesekkan badannya pada si Belang dengan manja. roshe run Asics gel nimbus pas cher adidas superstar 2 mujer Dia selalu begitu pada pemiliknya.
“Oke, bye,” si Belang cekatan menerobos teralis jendela.
Apa yang kamu pelajari?
* Menerima dan bersyukur atas keadaan diri sendiri. nike roshe two hombre
* Tidak perlu sirik pada orang lain.