BUKU PERPUSTAKAAN
Hana, mengetukkan jarinya di meja resepsionis, menunggu. louboutin femme Dia menjulurkan lehernya, mencoba melihat ke dalam ruangan di belakang meja, mencari petugas perpustakaan yang masuk beberapa menit sebelumnya. adidas stan smith Akhirnya Ibu Mina keluar, dan memberikan selembar kertas biru dan kartu perpustakaan berwarna biru kepada Hana.
“Nah Hana, kertas biru itu berisi peraturan perpustakaan ini, baca dengan baik ya, karena meminjam buku adalah tanggung jawab yang besar.
“Baik Bu”, Hana menyahut tetapi sebenarnya dia tidak sepenuhnya mendengarkan perkataan Ibu Mina, petugas perpustakaan. Hana sedang melihat kartu perpustakaannya, “kartu perpustakaanku sendiri”, pikirnya dengan penuh semangat. nike tn pas cher homme Hana kemudian bergegas menuju bagian buku anak-anak.
Dia mengambil buku mengenai anak harimau yang kehilangan ibunya. Matt Holliday Authentic Jersey Kemudian dia memilih buku cerita lainnya mengenai tikus yang tidak suka keju. nike air max tn soldes nike mercurial chaussure de tennis asics Dia juga menemukan buku cerita mengenai anjing polisi bernama Nero, dan si kembar tukang bikin onar yang bernama Kiki dan Koko. Hana mengambil semua buku itu.
“Wah, apakah kamu akan meminjam semua buku itu? Hana melonjak kaget, Billy kakaknya bertanya sambil memandang tumpukan buku yang tinggi di lantai.
Hana memandang buku cerita yang diambilnya, tetapi tidak ada satupun yang tidak ingin dia pinjam. nike internationalist louboutin homme “Aku akan membaca semuanya,” sahut Hana. Nike Air Max 2017 Dames blauw “Semuanya bagus”.
“Rasanya mama tidak akan suka, kalau kamu membawa semua buku perpustakaan”.
“Tentu saja mama suka kalau aku membaca banyak buku,” bantah Hana. Huston Street Jersey “Aku akan menjaga buku-buku ini dengan baik, dan aku meminjamnya dengan kartuku sendiri”.
“Hmmm…kalau begitu, kamu perlu membuat daftar buku, supaya tidak hilang”, lanjut Billy memberi saran kepada adiknya.
“Ah… basket nike tn nike air max 1 homme pas cher Tennis Nike aku tidak perlu membuatnya”, sahut Hana, sembari membawa tumpukan bukunya kepada petugas perpustakaan dan memberikan kartu perpustakaan barunya kepada petugas.
Ibu Mina menaikkan alis matanya melihat tumpukan buku yang hendak dipinjam Hana. Nike Scarpe Italia “Bagaimana jika kamu menghitung buku ini, sehingga kamu tau berapa jumlah buku yang harus dikembalikan nanti”. under armour pas cher Ibu Mina memberikan kembali tumpukan buku kepada Hana setelah memberikan cap tanda dipinjam di kartu buku tersebut. Cheap Nike Shoes Sale UK “Apakah kamu perlu kantung plastik?”
“Tidak usah Ibu Mina, terima kasih”.
Hana menyukai perasannya ketika membawa buku-buku tersebut di lengannya.
Malam itu, Hana membaca buku yang berisi gambar-gambar binatang. adidas Hari berikutnya, dia membaca mengenai sebuah keluarga yang berlayar keliling dunia. asics gel quantum 180 męskie Hari ketiga, dia membaca mengenai seorang anak laki-laki yang kehilangan uang makan siangnya. timberland pas cher nike air max 2017 femme Karena dia tidak dapat membayar, maka petugas memberinya, sepotong roti kering dengan keju. “Wah… cuma tikus yang mau makan roti seperti ini”, keluh anak laki-laki tersebut.
Hana tertawa, dan kemudian ia ingat sesuatu. chaussure nike pas cher Tom Brady Michigan Jersey Air Jordan 14 Retro stan smith adidas dames “Rasanya aku meminjam buku mengenai tikus yang tidak suka keju”, pikirnya. nike air zoom pegasus Nike New York Giants jerseys Dia akan membaca buku itu. Asics Gel Quantum 360 Dames Hana mencari buku tersebut di tumpukan buku yang dipinjamnya. Nike Air Jordan 5
Tetapi buku itu tidak ada. air presto uomo
Berulang-ulang, Hana mencari di tumpukan buku perpustakaan yang dipinjamnya. Asics adidas femme soldes “Jangan-jangan, aku tidak pernah pinjam buku tentang tikus yang tidak suka keju”. nike dunk 2007 Hana mencari di abwah kolong tempat tidurnya, di kamar mandi. asics tiger lyte jogger Air Foamposite Pro Hana berlari ke dapur dan Billy, kakaknya ada di sana, dengan kepala masuk ke dalam lemari es. hogan scarpes “Kak, aku kehilangan satu buku perpustakaan”, kata Hana histeris. chaussure adidas zx flux TEAM COURT Air mata mulai menumpuk di matanya.
“Berapa buku yang kamu pinjam Hana?”, tanya Billy.
“Aku tidak tau, aku tidak pernah menghitungnya, oh..bagaimana kalau aku kehilangan buku itu selamanya”, sahut Hana.
“Tetapi kamu tidak yakin bukan? Kalau buku itu hilang?”
Hana menarik nafas panjang. basket nike nike air max 90 pas cher Tiba-tiba dia tau apa yang harus dilakukan. “Aku tau apa yang harus kulakukan. Sealver Siliga Buty Adidas Męskie Aku akan kembali ke perpustakaan dan bertanya kepada Ibu Mina. nike air max 90 femme jordan femme kaki Antar aku ya, Kak”.
Billy dan Hana akhirnya tiba di perpustakaan. adidas x 16.3 Hana merasa cemas sekali, karena mama mengatakan jika buku perpustakaan itu hilang, maka dia ahrus mengganti dengan uang jajannya.
Hana menemui Ibu Mina yang duduk di belakang meja. “Halo Hana, kenapa mukamu muram?” sapa Ibu Mina.
“Oh.. Ibu Mina, sepertinya aku kehilangan buku perpustakaan. adidas messi Amari Cooper Alabama Football Jerseys Asics Gel Lyte 3 Femme Bleu Aku pikir aku sudah memeriksanya tetapi tidak ada”, Hana mulai menangis.
Ibu Mina menyodorkan sebuah buku kepada Hana, “Apakah ini, buku yang kamu cari?”
Hana melihat buku yang disodorkan Ibu Mina, judulnya “William, Tikus yang Aneh”. chaussure timberland pas cher nike kwazi soldes LA Dodgers Jersey Hana bersorak, “Iya benar Ibu Mina, di mana Ibu menemukannya?”
Ibu Mina tersenyum, “buku ini tidak pernah keluar dari perpustakaan Hana, ketika kamu membawa buku-buku pinjamanmu, buku ini tertinggal.”
Muka Hana memerah karena malu, “lain kali aku akan memakai kantung plastik”.