1 Raja-raja 18:20-29
Raja Ahab mengumpulkan seluruh rakyat Israel dan 450 nabi Baal di atas gunung Karmel. Seluruh Israel sudah menyembah kepada Baal. Hanya Nabi Elia seorang diri yang menyembah Allah. Dalam hati manusia hanya boleh ada satu Allah. Jika seseorang menyembah Allah, maka hatinya tidak boleh bercabang dengan menyembah yang lain.
“Jika Baal itu allah, sembahlah Baal,” kata Nabi Elia kepada orang Israel.
“Tapi jika Allah itu Allah, maka kita harus menyembah Allah.”
Yang pasti hanya Allah kita satu-satunya Allah yang sejati. Allah kitalah yang menciptakan dan menebus kita dari segala dosa kita. Di dalam Perjanjian Baru kita melihat bahwa Tuhan Yesus datang ke dalam dunia. Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa manusia tidak mungkin menyembah dua Tuhan. Kalau seseorang menyembah mamon atau uang, pastilah ia tidak menyembah Allah dengan sungguh.
Di dalam bacaan kita di Perjanjian Lama Nabi Elia menantang seluruh Israel untuk menyembah Allah yang sejati, bukan Baal. Maka Elia menyuruh nabi-nabi Baal yang banyak itu untuk meminta api dari Baal. Benarkah Baal itu ada dan berkuasa untuk menerima persembahan dari umatnya? Apakah yang terjadi? Tidak ada suara apa pun. Bahkan setelah ke-450 nabi itu kelelahan dan menyiksa diri mereka tetapi tidak ada jawaban. Baal sama sekali bukan Allah yang hidup!
Temukan lebih lanjut
1. Apakah yang dilakukan nabi-nabi Baal untuk menarik perhatian Baal? (ay.27-29)
2. Mengapa tidak ada jawaban dari Baal?
Doa
Bapa di surga, saya tahu hanya Engkaulah Allah
yang hidup. Engkau menciptakan, mengasihi,
dan menebus kami.
Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa. Amin.
Lakukan
Maukah engkau menjadi pemberita kabar baik?
Apakah kabar baiknya? Bahwa Allah kita adalah
Allah yang hidup yang menciptakan, mengasihi
dan menebus dosa kita. Ceritakanlah tentang Tuhan Yesus
kepada teman-temanmu yang belum percaya.
Cerita menarik lain, Anda Klik dan dapatkan dihalaman WEB Kami yang lain
Saat Teduh Selanjutnya
- Elia Diutus Allah (1 Raja-raja 18 : 16 – 19)
- Elia Di Gunung Karmel (2) (1 Raja-raja 18 : 30 – 39)
Pingback: Saat Tedukku >> Renungan sekolah minggu | Sekolah Minggu