Suatu hari Timtim dan Vivi pergi bersama Papa dan Mama ke pesta pernikahan Om Toni dan Tante Julie.
Di tempat pesta, Vivi berkata, “Ma, lihat! Tante Julie cantik sekali dengan pakaian pengantinnya.”
“Iya, Om Toni juga begitu rapi dengan pakaian jas-nya,” sambung Timtim. Papa dan Mama hanya tersenyum saja mendengarnya.
“Pa, mengapa pasangan pengantin atau suami-isteri harus laki-laki dan perempuan?” tanya Timtim.
“Pertanyaanmu bagus sekali, Tim. Tetapi Papa akan menjelaskannya saat kita sampai di rumah ya,” jawab Papa.
Setelah mereka kembali ke rumah, Timtim mengajukan kembali pertanyaannya, “Ayo, Pa, jelaskan mengapa pasangan pengantin harus laki-laki dan perempuan? Boleh tidak laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan?”
“Baiklah, tunggu sebentar, ya. Papa ambil Alkitab dulu karena jawabannya ada di dalam Alkitab,” kata Papa. Setelah itu Papa melanjutkan, “Masih ingatkah kalian nama laki-laki pertama yang diciptakan Allah?”
“Ingat, Pa, namanya Adam,” jawab Vivi dan Timtim bersamaan.
“Benar. Pada waktu itu, TUHAN Allah menciptakan Adam seorang diri. TUHAN melihat Adam tidak baik hidup sendirian, lalu TUHAN menciptakan seorang teman bagi Adam. Mari kita buka firman Tuhan dari Kejadian 2:18-25,” kata Papa, yang kemudian membacakan ayat tersebut.
“Tuhan membawa hewan-hewan yang telah diciptakan-Nya secara berpasang-pasangan, jantan dan betina untuk menjadi teman Adam,” Papa melanjutkan. “Adam senang dapat bermain dengan hewan-hewan tersebut.”
“Seperti Timtim dan Vivi dong, Pa, suka bermain dengan Loly, anjing milik kita,” sela Timtim dengan wajah yang gembira. Papa dan Mama tersenyum melihatnya.
Lalu Papa berkata lagi, “Selain memberikan hewan-hewan sebagai temannya, TUHAN juga mengijinkan Adam untuk menamai hewan-hewan tersebut sesuai jenisnya: burung gagak, elang, anjing, harimau, monyet, gajah, dan sebagainya. Nama-nama hewan itulah yang kita ketahui sekarang ini. Adam menamai mereka dengan pengetahuan yang Allah berikan kepadanya.”
“Alangkah senangnya Adam saat itu, ya, Pa,” Timtim membayangkan.
“Iya, tetapi kesenangan itu tidak berlangsung lama,” kata Papa dengan wajah sedih.
“Lho, kenapa, Pa?” tanya Vivi.
“Karena Adam tidak menjumpai teman yang sesuai dengannya,” jawab Papa.
“Lalu apa yang terjadi, Pa?” tanya Timtim pula.
Papa tersenyum “TUHAN Allah mengerti bahwa Adam belum mendapatkan teman yang sesuai dengannya. Lalu TUHAN Allah membuat Adam tidur nyenyak untuk mencipta seorang teman yang setara dengan Adam.”
“Bagaimana caranya, Pa?” tanya Vivi penasaran.
“Kejadian 2:21 -22 mencatat, ketika Adam tidur nyenyak, TUHAN Allah mengambil salah satu tulang rusuk dari Adam, lalu menutupinya dengan daging. Dari tulang rusuk ini, Allah mencipta seorang perempuan, yang kemudian diberikan kepada Adam,” jelas Papa.
“Dari cara Allah mencipta perempuan ini menunjukkan bahwa Allah yang ada di Alkitab adalah Allah yang Maha Kuasa dan Sang Pencipta, Sang Pemberi hidup bagi manusia. Coba pikirkan apakah ada manusia yang bisa mencipta manusia dari tulang rusuk sseorang seperti halnya Allah? Tidak, bukan? Manusia tidak bisa jadi seperti Allah,” kata Papa.
Timtim dan Vivi menjawab dengan mengangguk-anggukkan kepala.
Papa melanjutkan “Jadi ada dua jenis kelamin yang telah dicipta TUHAN Allah yaitu, pertama jenis kelamin laki-laki dan kedua adalah jenis kelamin perempuan. Jika kita diciptakan sebagai laki-laki demikian pula sebaliknya yang diciptakan sebagai perempuan jadilah seperti perempuan.”
“Apakah kalian tahu apa yang terjadi ketika TUHAN Allah mempertemukan perempuan ini kepada Adam?” tanya Papa.
Timtim dan Vivi menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Adam sangat gembira karena mendapatkan seorang teman yang sesuai dengannya. Orang yang merupakan bagian dari Adam dan juga dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Mereka dapat mengerti apa yang dibicarakan, sama-sama saling mengasihi, baik kepada Allah, maupun dengan ciptaan lainnya. Selain itu, ia juga dapat menolong Adam melakukan pekerjaan yang diberikan TUHAN seperti menjaga dan memelihara taman Eden dan yang lainnya,” kata Papa.
“JAdi, TUHAN telah menetapkan dan merencanakan untuk mencipta manusia, laki-laki dan perempuan. TUHAN menjadikan perempuan sebagai orang yang dapat menolong laki-laki. Bila keduanya dewasa lalu memutuskan untuk hidup bersama, maka mereka akan berjanji dihadapan Allah dan setelah itu diberkati oleh Allah. Mereka yang telah dipersatukan oleh TUHAN Allah menjadi pasangan suami-isteri selama-lamanya, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Papa menegaskan.
“Seperti Papa dan Mama, kan?” canda Vivi.
Confezionato in un pratico tubo contenente 7 compresse masticabili polo, l’insicurezza sessuale, il Sildenafil è essenzialmente un sostituto del farmaco originale, tuttavia il principio attivo è lo https://erezione-diffusissimi.com/ stesso e garantiscono risultati identici. Le compresse blu-verde a forma di diamante di Viagra, i benefici ottenuti dall’utilizzo di Kamagra 100mg sono importanti.
Dessy Waiman
Related Article