“Ih, kejam sekali!” Timmy berseru dengan emosi. Dallas Mavericks
Air Jordan 14 Retro Ia menutup sejenak buku yang sedang dibacanya. air jordan pas cher france nike air max pas cher Tadi siang, sepulang dari Sekolah Minggu, Timmy membeli sebuah buku tentang kisah orang-orang Kristen yang mula-mula. asics gel kinsei 6 avis air jordan pour homme pas cher Texas A&M Aggies Pada zaman Kaisar Nero mereka disiksa dan dibunuh secara kejam. new balance france NIKE KOBE 11
nike air max 2017 goedkoop Kaisar Nero sangat membenci orang Kristen.
Timmy melihat jam dinding. adidas pas cher Air Jordan 7 Donna Pukul 9.35, sudah cukup malam. asics gel lyte UConn Huskies Papa dan Mama yang pergi sejak sore belum pulang juga, dan Debora sudah tidur.
Lalu Timmy melonjorkan kakinya di atas sofa tempat ia duduk dan melanjutkan membaca bukunya. Tanpa sadar ia tertidur.
Tiba-tiba Timmy terbangun karena dikejutkan oleh bunyi yang gaduh. nike internationalist adidas gazelle Tetapi ia sangat heran karena ia ternyata sedang berdiri di tempat yang tidak dikenalinya. asics tiger Air Jordan 7 Homme
Saat itu beberapa orang mendatanginya dengan sikap yang garang.
“Ini ada satu orang lagi!” salah seorang dari antara orang-orang itu berseru.
“Hey!” kata orang itu kepada Timmy, “Kamu tidak boleh percaya kepada orang yang bernama Yesus itu! Mengerti? Kalautidak, kamu akan menjadi umpan macan itu!” Orang itu menunjuk ke arah seekor macan yang berada di dalam kandangnya. ugg pour homme Nike Air Max Goedkoop New Balance 1600 hombre Heran, sebelumnya Timmy tidak melihat kandang macan itu.
“Bagaimana?” desak orang itu.
“Eh, aku…aku…!” Timmy terbata-bata. Women Air Jordan 14 Ancaman orang itu membuatnya ketakutan.
Tahu-tahu macan itu sudah mendekatinya. chaussure timberland femme chaussure air jordan Timmy sangat kaget dan ia pun lari. timberland earthkeepers bottes asics lyte 3 uomo New York Knicks goedkoop nike air max 2017 Ia berlari tanpa arah, yang penting menjauhi macan itu. Nike Air Max 2016 Femme nike cortez cheap air jordans uk Nike Tiempo homme Lalu ia melihat ada sebuah lemari. California Golden Bears Jerseys Logan Ryan Timmy masuk ke dalam lemari itu untuk bersembunyi. GS Air Jordan 13
Tetapi ketika ia menoleh ia tetap melihat macan itu mendekatinya, seakan-akan ia berada di ruangan terbuka, bukan di dalam lemari. botte ugg pas cher nike air max tn air max pas cher Air Jordan Retro 11
Ini sangat aneh.
Timmy ingin berlari lagi. Tetapi kakinya terasa berat sekali, sedangkan macan itu semakin emndekat. nike air max 2014 Canotte Los Angeles Clippers Scarpe Air Jordan 5 Ia kerahkan segenap tenaga untuk berlari, tetapi larinya sangat lambat seolah-olah ia berjalan di tempat. ugg boots pas cher Ia sangat panik. adidas gazelle pas cher nike air max 2016 goedkoop Ia ingin berteriak, tetapi tidak ada suara yang keluar.
Tiba-tiba Timmy terbangun.
“Kamu bermimpi, sayang?” Mama berkata lembut dan membelai kepala Timmy.
Rupanya Papa dan Mama baru pulang dan melihat Timmy yang tertidur di atas sofa dengan gelisah. adidas nmd Nike Air Jordan 1 Womens
NIKE TENNIS CLASSIC ULTRA FLYKNIT Timmy merasa tubuhnya sangat lemas, rasanya ia belum mampu bergerak. chaussure timberland pas cher Jerod Mayo nike air max flyknit mujer Jantungnya masih berdebar kencang.
Setelah agak tenang dan bisa duduk, Timmy berusaha menceritakan mimpinya kepada Papa dan Mama, tetapi ia tidak dapat mengingat seluruh mimpinya. adidas superstar donna Ia hanya ingat bahwa ia dikejar-kejar macan dan tidak bisa berlari.
“Aku bermimpi kalau aku disuruh menyangkal Tuhan Yesus, kalau tidak aku akan jadi umpan macan,” katanya, “tapi sebelum aku menjawab macan itu sudah mengejar aku!”
“Untung hanya mimpi,” Papa tersenyum, “tapi mimpi itu memberi kita pelajaran yang penting…”
“Pelajaran apa, Pa?”
“Bila kita diancam karena iman kita kepada Tuhan Yesus, apakah kita berani untuk tetap setia kepada-Nya?” Papa menjelaskan dengan lambat-lambat.
“Aku belum pernah berpikir seperti itu,” jawab Timmy.
“Pikirkanlah, Nak.