Liburan tiba! Sarah, Jona, dan Rachel diajak orang tua mereka menginap di daerah pegunungan yang sejuk. Di sana mereka berkenalan dengan seorang anak perempuan bernama Trisna dan sepupunya- Demas- serta papa mama Trisna. Jona sangat kagum pada Demas yang berusia 12 tahun, tinggi besar, dan punya cerita-cerita menegangkan.
Pertualangan yang gagal. “Ma,” Jona bercerita pada Mama.”Tahu tidak, Ma, sekolah Kak Demas itu dijaga seperti penjara. Tapi Kak Demas pernah melompati pagar dan kabur, tidak ketangkap, Ma! Ia larinya cepat sekali, gurunya ketinggalan.”
Atau cerita Jona yang lain lagi, “Ma, Kak Demas itu disayang banget sama Om Budi dan Tante Tina. Kak Trisna yang covers bilang. Kak Demas tidak pernah dimarahi atau dihukum. Padahal Kak Trisna sering dimarahi mama papanya.”
Setelah mendengar cerita-cerita Jona, Mama pergi berkenalan dengan papa mama Trisna, Om Budi dan Tante Tina. Sementara para orang tua bercakap-cakap, anak-anak bermain bersama.
Demas mengatakan, “Nanti kalau sudah gelap aku mau pergi ke kebun. Kalian berani ikut tidak?”
Berani!” kata Jona.
Trisna dan Sarah berpandang-pandangan. “Kenapa harus waktu gelap?”
“Yaaah, takut….,” ejek Demas. “Pengecut berani cuma waktu terang?”
“Aku berani!” kata Jona.
“Berani? Tidak boleh bilang orang tuamu, lho,” kata Demas.
“Nanti kalau ada ular bagaimana?” tanya Sarah.
Demas menirukan Sarah dengan suara tinggi melengking, “Nanti kalau ada ular bagaimana? Kalau ada cacing bagaimana? Kalau ada semut bagaimana?” Muka Sarah merah padam, tetapi ketiga anak yang lain tertaa berderai-derai.
Mama berdiri dari kursinya, memanggil Rachel dan memanggil anak-anaknya.
Demas kembali serius, “Ingat, jangan bilang-bilang!”
Jona mengangkat tangannya, “Tos, Kak Demas!” Mereka menepukkan tangan. Kemudian Sarah dan Jona ikut Mama pulang.
Di jalan Mama berkata, “Kalian tahu, Demas itu keponakan Om Budi dan Tante Tina, bukan anak mereka. Makanya Demas jarang dimarahi, dan jadinya lebih nakal. Dan Om dan Tante itu sayang sama anak mereka, Trisna.
“Nah, kalian boleh main sama Demas, tapi Mama tidak mau kalian nakal. Setiap kali kalian mau main sama Demas, harus bilang Mama atau Papa dulu. Mengerti?”
“Mengerti, Ma,” jawab Jona dan Sarah.
Tetapi setelah makan malam Jona berbisik pada Sarah, “Ayo, Kak Sarah. Kita pergi ke kebun sama Kak Demas.”
“Jona!” kata Sarah. “Kita harus bilang Mama dulu.”
“Jangan, nanti kita tidak boleh pergi,” kata Jona. “Tadi kan kita sudah janji sama kak Demas. Besok saja kita baru bilang Mama. Ayolah, Kak Sarah.”
Akhirnya kedua anak itu diam-diam meninggalkan tempat dan pergi ke kebun di dalam kegelapan. Hati Sarah berdebar-debar, ia mencengkram tangan Jona kuat-kuat. “Jona!” bisik Sarah is blue green a timeshare.
“Apa?”
“Aku takut!” Sebetulnya Jona juga takut, tapi ia lebih takut dikatai penakut, jadi ia diam saja.
Tanpa mereka ketahui, Demas dan Trisna sudah ada di kebun. Mereka tidak kelihatan, tetapi Demas bisa mendengar di mana Jona dan Sarah berada.
Demas kemudian mengendap-endap mendekati mereka. Ketika sudah dekat, ia berteriak dengan keras dan mencengkeram pundak Sarah dan Jona dari belakang. Sarah meloncat-loncat sambil menjerit-jerit ketakutan. Trisna juga. Jona berputar ke belakang sambil memukul-mukul. Ia tidak tahu apa yang ia pukul, tapi ternyata di dekatnya ada sebuah sarang lebah.
Demas sedang tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar ketika ia merasa disengat sesuatu.
“Aduh!” Ia berhenti tertawa. Sarah dan Trisna juga berhenti berteriak.Semua bisa mendengar suara degungan yang cukup keras. Dan semua juga bisa merasakan sengatan, entah pada muka, kepala, tangan, atau kaki mereka.
“Lebah! Lariiiiiiii!” Sarah dan Jona lari pulang.
Tentu Mama dan Papa marah waktu mengetahui anak-anaknya tidak taat, tetapi yang paling penting sekarang adalah mengobati sengatan lebah. Jona tersengat di tangan dan Sarah di kepala.
Dengan cepat Papa dan Mama mengeluarkan sengat lebah dari luka mereka. Sengat itu mengandung racun. Bekas sengatan membengkak dan terasa panas dan gatal, pokoknya sakit. Tetapi bahaya sudah lewat. Malam itu mereka hanya sedikit demam.
Sarah dan Jona benar-benar sadar kalau mereka sudah tidak taat dan memang pantas mendapat hukuman. Salah satu hukumannya mereka tidak boleh ikut Mama Papa menjenguk Demas dan Trisna.
Ketika pulang, mereka menceritakan apa yang terjadi. Rupanya Demas alergi terhadap sengatan lebah, sehingga semalaman ia sesak napas dan harus dibawa ke rumah sakit.
Tante Tina menyesal sekali selama ini tidak mendidik Demas dengan baik, tidak menegur atau menghukum Demas jika ia salah. Akibatnya Demas langsung mendapat hukuman yang jauh lebih berat, yaitu masuk rumah sakit.
Cerita oleh Majalah Kita
Related Post
Good