Perumpamaan Orang Farisi & Pemungut Cukai
Hai lihat, ada dua orang pergi ke bait Allah bersama – sama. Siapa mereka? Yang satu orang Farisi dan yang satu lagi pemungut cukai. Melangkah mereka masuk ke rumah Tuhan.
Si orang Farisi berjalan santai, dengan jubah berjumbai tertiup angin yang melambai – lambai. Kepalanya tegak terangkat dengan bangga. Lihat, semua orang memperhatikan dirinya.
Merasa diperhatikan orang banyak, Mulailah orang Farisi berdoa. Oh, Keras sekali suaranya, ” Ya Allah aku bersyukur kepadaMu. Aku orang baik. Taat beribadah dan beri persembahan. “
Semakin lama, Doanya semakin keras. Tangannya menunjuk pemungut cukai, ” Tuhan, Dia jahat, suka memaksa orang miskin bayar pajak yang besar, ya … ya … Dia jahat sekali! “
Si pemungut cukai berdiri jauh di belakang. Gemetar, tanda sedih dan menyesal. Dengan kepala tertunduk dikatakannya, ” Oh, Tuhan, Benar katanya. Ampunilah dan kasihani aku. “
Saat itu tiba – tiba hatinya bersukacita. Ia tahu Allah mendengar doanya. Dosanya diampuni, Kesalahannya dihapuskan. Dengan girang ia mengucap syukur atas kasih Allah baginya.
Bagaimana dengan si orang farisi? Hatinya sama sekali tidak ada sukacita. Yang ada justru rasa jengkel dan marah. Hii, Pulang ke rumah marah – marah. Siapa saja disemprotnya!
Begitulah orang yang datang cuma untuk sok dan menyombongkan diri. Tidak ada berkat dan sukacita di hatinya. Yang ada hanya jengkel dan marah. Wow, rugi betul dia!
thanks……