Drik… drik…. Tempat tidurnya kembali berderik kesekian kalinya saat Hans membalikkan tubuhnya ke kanan. Florida State Seminoles Dia memejamkan matanya, tetapi dia tetap tidak bisa tidur. Dia menghitung domba, satu… dua… tiga… nike goedkoop Namun, pada hitungan ke-50, dia masih terjaga. asics whizzer Terbayang oleh Hans kejadian pada siang harinya.
Siang itu Hans pergi ke mini-market di dekat rumahnya untuk membeli beberapa alat tulis. Under Armour Curry 3.0 Baru saja Hans mau mendorong pintu masuk, dilihatnya Joni, teman sekelasnya, ada di dalam. Joni sedang melihat-lihat ke kanan dan kiri. Dan dengan cepat dia mengambil dan memasukkan dua batang cokelat ke dalam tas sekolahnya. Hans melihat bapak pemilik toko sedang membalikkan badannya mengambil sesuatu. Tidah ada orang lain di sana. Hans berdiri terpaku.
“Sedang apa kamu di sini?” tanya Joni begitu dia melihat Hans. Sesaat wajah Joni menjadi pucat, lalu berubah menjadi kesal.
“Eh… air max pas cher kamu, Jon. Aku… aku…,” Hans kehabisan kata-kata.
“Kamu lihat apa yang kulakukan tadi? Awas kalau kamu mengadu!” Joni mengepalkan tangannya. Wajahnya menjadi merah. VALCLEAN2 CMF Badannya yang gemuk terlihat semakin besar. Joni terkenal sebagai anak yang suka berkelahi di sekolah. Badan Hans terasa lemas. Dia melirik ke dalam toko. nike dynamo Pemilik toko terlihat tidak menyadari apa yang sudah terjadi.
Hans menghela napas panjang. Dia pun teringat apa yang dikatakan ayahnya pada saat kebaktian keluarga malam itu.
“Ayat Alkitab hari ini diambil dari Mazmur 56:12. asics gel lyte 5 Akan Ayah bacakan: “Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. adidas messi 2017 Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ayat ini mengajak kita semua agar kita percaya hanya pada Tuhan. Kita tidak perlu takut akan siapa pun karena Tuhan menjaga kita.”
“Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” doa Hans sebelum dia akhirnya terlelap.
Keesokan harinya di sekolah Joni mendatangi Hans. Adidas Soldes Womens Air Jordan 10 “Hei, Hans!” sapa Joni. goedkoop air max 2017 Dia menyeringai seram.
“Hai juga, Jon,” jawab Hans.
Joni merangkul Hans dengan cepat. Nike Air Max 90 Heren Jantung Hans terasa berdebar keras.
“Kamu harus tutup mulut! Oke? Tidak ada yang terjadi kalau kamu diam. asics gel lyte 5 fjallraven kanken backpacks sale uk Tapi kalau kamu sampai bicara… awas…!” bisik Joni.
Hans diam saja. Dia teringat ayat yang dibacakan Ayah kemarin malamnya, tetapi dia tidak berani melawan Joni.
Beberapa hari kemudian Hans kembali melihat Joni berada di dalam mini-market. Ada beberapa orang pembeli. chausson ugg Georgia Bulldogs Pemilik toko sibuk melayani mereka. adidas superstar 2 soldes bottes ugg Tangan Joni sudah siap memasukkan beberapa batang pensil ke dalam tasnya saatHans masuk ke dalam mini market.
Melihat Hans masuk, Joni menjadi gugup. Dia lalu menjatuhkan pensil-pensil yang telah diambilnya itu.
Hans melangkah perlahan, wajahnya tegang. Dia mengepalkan kedua tangannya yang mendadak menjadi dingin. “Hai, Jon,” sapanya seriang mungkin.
Joni tidak menjawab. nike air max homme adidas nmd beige Adidas Zx 500 Homme Mulutnya membentuk garis tipis. air max 90 damskie pomara czowe Matanya melotot marah.
“Aku ingin membeli telur. Kamu mau beli apa?” tanya Hans.
“Tidak beli apa-apa!” jawab Joni ketus. asics gel lyte 3 Lalu dia keluar dari mini-market itu.
Hans bernapas lega lalu mengambil telur dan membayarnya.
“Kamu kelihatan pucat, Nak. ADIDAS ULTRA BOOST
Kamu sakit?” sapa pemiliki toko. nike blazer Hans menggelengkan kepalanya, ia tersenyum lemah.
Ketika Hans keluar dari mini-market, Joni sedang menunggunya.
“Hei! Kamu pikir kamu bisa mengawasiku? Kamu salah! Kamu tidak bisa melihatku terus menerus. nike air max thea Ha… ha…,” kata Joni.
“Tapi Tuhan bisa. nike air max 90 Dia selalu bisa melihatmu,” jawab Hans dengan tiba-tiba.
Sejenak Joni diam. fjallraven kanken rugzakken Wajahnya menjadi merah. NIKE LUNAREPIC FLYKNIT
“Huh… Tuhan! Kalau pun Dia melihat, apa yang bisa Dia lakukan? Ha… timberland soldes ha….”
Joni lalu pergi. nike internationalist EQUIPMENT 10 M
Dia sempat mengacungkan tinjunya pada Hans.
Hans melangkah pulang dengan menundukkan kepalanya. air max bleu Dia merasa harus berbuat sesuatu. Hydro Slide Sandals Tapi apa? Joni akan memukulnya bila Hans mengatakan yang sebenarnya. Tapi Hans juga tidak bisa hanya diam. adidas zx 850 New Balance Niño Dia berdoa meminta pertolongan Tuhan.
Keesokan harinya, Hans mampir di mini-market.
“Selamat siang, Pak,” sapa Hans dengan gugup. Nike Air Max 90 Heren “Ng… Femmes Air Jordan 3
Dengan singkat Hans bercerita bahwa beberapa kali dia memergoki Joni, teman sekolahnya, sedang mencuri di mini-market itu. Nike Air Max 90 Heren wit
Dan dia baru bercerita sekarang karena takut pada Joni.
Pemilik toko menghela napas. Canada Goose Constable “Terima kasih kamu menceritakannya kepada Bapak. Kamu sudah banyak membantu Bapak.”
Seminggu kemudian Hans datang kembali ke mini-market itu.
“Hei, itu ‘kan Joni!” Hans melihat Joni berdiri di depan mini-market dan memegang sebuah kain lap. Di sebelahnya ada sebuah ember. Dia sedang membersihkan kaca bagian depan mini-market itu. Wajahnya cemberut.
Ketika Joni melihat Hans datang, dia meletakkan kain lap itu.“Hei, kamu pikir kamu sudah menang? Lihat saja nanti, begitu ini semua selesai, kamu akan menerima akibatnya!”
Hans tidak menjawab, dia melangkah masuk ke dalam mini-market. Rasa takut kembali menyusup di hatinya.
“Hai, Hans! Mau beli apa?” sapa pemilik toko.
“Gula, Pak. Pittsburgh Panthers Maglie Golden State Warriors Dua kilo,” jawab Hans pelan.
Pemilik toko segera menimbang pesanan Hans bertanya, “Pak, apa yang dilakukan Joni di luar?”
“Setelah mendengarkan laporanmu, Bapak mulai mengawasi Joni. nike internationalist Dua hari yang lalu Bapak melihat dia mengambil beberapa buah permen cokelat dan memasukkannya ke dalam tasnya. Bapak meminta dia mengaku. Dia tidak mau. Soldes Louboutin asics meskie do biegania Bapak memeriksa tasnya dan dia tidak dapat berbohong lagi.”
“Bapak katakan padanya, Bapak akan memberikan dia kesempatan untuk mengubah sikapnya. Awalnya dia tidak mau. soldes bottes ugg Dia memang keras kepala. Nike Air Max 2016 Dames blauw Tapi dia tidak punya pilihan. bottes timberland Dia takut dimasukkan ke dalam penjara. ugg paillettes Jadi sekarang ini dia sedang menjalankan hukumannya. Dia harus menolong Bapak selama sebulan ini, membersihkan dan mengatur barang-barang. Tentu saja Bapak harus terus mengawasinya. Womens Nike Air Max 90
Orang tidak mudah untuk berubah menjadi baik, ‘kan?” Hans menganggukkan kepalanya.
Setelah membayar, Hans keluar dan berpapasan dengan Joni lagi. Joni melihatnya dan mengepalkan tangannya ke arah Hans. Wajahnya merah dan kesal.
Hans melangkah pulang sambil berdoa.