Sebagai lanjutan dari sejarah reformasi yang sudah dibahas minggu lalu, kita akan membahas mengenai kehidupan Martin Luther. Ia terkenal sebagai Bapak Reformator.
Martin Luther dilahirkan di Eisleben, Jerman pada tanggal 10 November 1483. Ayahnya, Hans Luther, bercita-cita agar anak laki-laki pertamanya ini bekerja di bidang hukum. Luther menyelesaikan studi S2 di univesitas Erfurt pada usia ke 21. Setelah beberapa saat lamanya Luther melanjutkan studi di bidang hukum, ia memutuskan untuk berhenti dan menjadi biarawan di biara Santo Augustinus karena janji yang dibuatnya pada bulan Juli 1505. Janji itu diucapkan Luther pada saat hujan deras yang disertai dengan guntur. Dengan sangat ketakutan Luther berjanji akan menjadi biarawan kalau ia selamat dari sambaran petir.
Karena kecerdasannya, dalam waktu dua tahun Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada tahun 1510 ia bertemu dengan Paus Leo X. Pada tahun 1512 ia mendapatkan gelar doktor di bidang studi Kitab Suci dan diangkat menjadi guru besar teologia di universitas Wittenberg. Hal ini memberinya kesempatan mempelajari Alkitab dalam bahasa aslinya (yaitu bahasa Ibrani untuk Perjanjian Lama dan bahasa Yunani untuk Perjanjian Baru). Pada waktu itu Alkitab hanya tersedia dalam bahasa Latin yang dinamakan Vulgata. Hanya kaum rohaniwan yang dapat membaca Alkitab pada saat itu.
Salah satu ajaran Katolik Roma yang ditentang oleh Luther adalah mengenai kepastian keselamatan. Martin Luther mengalami masa yang cukup panjang dalam memikirkan mengenaikepastian keselamatannya. Di biara, Luther hidup sangat disiplin. Ia berpuasa, berdoa dengan tekun, serta sering mengaku dosa dan menerima sakramen agar beroleh pengampunan dosa. Akan tetapi Luther tetap tidak mendapatkan ketenangan. Ia selalu dihantui oleh rasa takut berhadapan dengan kemarahan Tuhan atas dosa. Baru pada tahun 1514 Luther menemukan jawaban atas kegelisahan yang dialaminya. Melalui surat Roma 1: 16-17 Luther menemukan kebenaran bahwa hanya anugerah Allah yang menyelamatkan manusia yang berdosa melalui penebusan Yesus Kristus (Sola Gratia). Peristiwa yang mendorong keberanian Luther untuk menantang gereja Katolik Roma dengan keras adalah praktek indulgensia/penjualan surat penghapusan dosa. Praktek ini dipimpin oleh Johann Tetzel untuk membiayai pembangunan gereja Santo Petrus. Pada tanggal 31 Oktober 1517 Luther menempelkan 95 dalil di depan pintu gereja Wittenberg yang menentang praktek indulgensia dan ajaran-ajaran Katolik Roma yang tidak sesuai dengan prinsip Alkitab. Sampai hari ini kita memperingati hari Reformasi sedunia pada tanggal 31 Oktober.
Dengan bantuan teman-temannya, 95 dalil ini menyebar luas, menyebankan penjualan surat indulgensia menurun. Hal ini mengakibatkan Paus memerintahkan Luther untuk menghadap hakim-hakimnya di Roma. Karena dukungan dari penguasa wilayah setempat, Luther tidak diserahkan kepada Paus di Roma tetapi diadili di Jerman, di kota Augsburg. Luther diadili pada bulan Oktober 1518 dan dipaksa untuk menarik kembali ajaran-ajarannya. Pada tahun 1521 Luther dikeluarkan dari keanggotaan gereja Katolik Roma (ekskomunikasi). Pada bulan April 1521 Luther diperhadapkan dengan pemerintah Roma dan diminta menyangkali tulisan-tulisannya. Di sinilah Luther mengeluarkan jawaban yang sangat terkenal “Di sini aku berdiri; aku tak bisa berbuat lain”. Luther mengikuti hati nuraninya untuk taat kepada Tuhan daripada takut kepada hukuman manusia.
Luther melakukan berbagai macam pembaruan ajaran dan mengajak jemaat untuk kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran yang benar (Sola Scriptura). Di sisi lain gereja Katolik Roma menganggap bahwa Alkitab bukanlah satu-satunya sumber kebenaran. Selain Alkitab ada tradisi-tradisi yang memiliki posisi sama dengan Alkitab. Luther dibantu oleh rekan-rekannya, terutama Philip Melanchton untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman.
Pada usianya yang cukup lanjut (41 tahun), Luther menikah dengan seorang mantan biarawati, Katharina von Bora. Dalam hal ini Luther menentang ajaran Katolik Roma yang melarang rohaniwan untuk menikah. Mereka memiliki 6 orang anak.
Selain sumbangsih dalam bidang Teologia, Luther juga memberikan sumbangsih dalam bidang musik dan liturgika (tata ibadah). Dia menggubah lagu-lagu hymne dan menulis buku-buku ibadah.
Luther meninggal pada usia ke 62 di kota kelahirannya, Eisleben pada tahun 1546. Perjuangan reformasi terus berlanjut. Semangat reformasi tersebar hingga ke Perancis dan mempengaruhi seorang muda bernama Yohanes Calvin. Kisahnya akan kita bahas di edisi mendatang.
Oleh : Kak Chrisnah
Related Article