Cerita dan Illustrasi oleh : Kak Maureen
Ringkasan sebelumnya :
Stevan, Timothy, dan Loly berencana untuk mengajak Vanda berpetualang ke Lembah Hijau. ugg noir Lembah Hijau adalah daerah wisata hutan tropis yang masih alami, namun cukup kerap dikunjungi orang. adidas chaussures Atas persetujuan Opa Yo, mereka diijinkan untuk pergi dengan syarat Bik Nah ikut bersama dengan mereka.
Hari-hari yang ditunggu-tunggu tibalah. ugg australia discount Anak-anak bersiap-siap. West Virginia Mountaineers Boston College Eagles Mereka memakai sepatu kets, jaket, dan topi. SCARPE NIKE HUARACHE
Mereka akan membawa tas ransel, seperti layaknya para petualang cilik yang sering muncul di televisi. Nike Kyrie 2 Sementara itu Bik Nah sibuk menyiapkan segala bekal yang diperlukan: roti, cemilan, minuman, permen, serta segala macam perlengkapan lainnya. Hmmm, sepertinya perjalanan mereka akan sangat mengasyikkan.
Untuk meyakinkan bahwa perjalanan mereka lancar dan selamat, Opa Yo sudah menyiapkan mobil tuanya dengan seorang sopir, untuk mengantar dan menemani ke-empat anak itu dan Bik Nah.
Mobil pun meluncur di jalan raya Tajur, Bogor, menuju Ciawi. timberland homme ugg pas cher Di dalam mobil, anak-anak bernyanyi-nyanyi riang, menyanyikan segala macam lagu: Naik-naik ke Puncak Gunung, Di Sini Senang Di Sana Senang, dan segala macam lagu yang menyenangkan hati mereka.
“Lihat!” Stevan menunjuk pada papan penunjuk kecil yang terpasang pada sebuah batu besar. nike air max 90 Canada Goose Langford Parka “Wisata Alam Lembah Hijau, dengan panah 100 meter. NIKE AIR MAX THEA ULTRA FLYKNIT NIKE AIR JORDAN 1 RETRO Kita sudah sampai.”
“Oh, ya? Kita sudah sampai? Asyiiik…,” seru Timothy dan Loly bersamaan.
Vanda pun ikut tersenyum-senyum senang sambil melirik pada Bik Nah di sebelahnya. “Kayaknya asyik dan menyenangkan, ya, Bik.”
Bik Nah tersenyum mengangguk-angguk, “Non Vanda pasti akan senang di sini.”
Anak-anak pun turun dari mobil. Bik Nah menurunkan barang-barang bawaan, dibantu oleh pak sopir. Rencananya pak sopir akan menunggu di mobil, sementara anak-anak dan Bik Nah memasuki lokasi wisata alam Lembah Hijau.
Tempat itu dipenuhi dengan pohon-pohon beringin yang besar dan pohon-pohon lain yang juga besar-besar. buy mu legend zen adidas nmd r1 męskie Jalan masuknya masih terbuat dari tanah yang berundak-undak. Semak-semak hijau terhampar di sana-sini. air max thea ugg boots bailey Adidas NMD Heren blauw Akar-akar pohon yang besar membuat anak-anak harus lebih berhati-hati melewati jalan-jalan setapak di sana. Crazylight Boost 2016 Low Lawrence Taylor Suara kicauan burung terdengar di ketinggian pohon. Suasananya benar-benar suasana hutan tropis karena masih sangat alam.
Bukan hanya mereka yang datang ke lokasi itu, ada juga orang-orang lain yang melancong ke sana. Air Foamposite One
Orang-orang itu bahkan membawa keranjang-keranjang besar untuk membawa pulang buah-buahan yang bisa mereka ambil di lokasi itu.
Hari itu benar-benar sangat menyenangkan buat ke-empat anak itu. Ketika tiba di lokasi pepohonan durian, mereka pun sibuk memilih buah-buah durian yang tergantung di pepohonan.
“Lihat, Steve, yang besar itu! Aku mau yang itu!” seru Timothy.
“Aku mau lagi, Tim. chaussure adidas zx flux nike air max femme Jangan cuma ambil satu buah saja, dong…,” Loly ikut berseru-seru.
Mereka membawa buah-buah hasil petikan dari pohon itu ke tampat yang lebih sepi. ULTRA BOOST Uncaged Mereka menggelar tikar, sambil mengeluarkan bekal-bekal yang sudah disiapkan Bik Nah: nasi dengan ayam goreng dan lalapan. nike air max command AIR MORE UPTEMPO Mmm, lezaat….
Hari pun terus bergulir. Anak-anak masih belum puas. Kyrie 1 Basketball shoes
adidas neo uomo Mereka ingin terus masuk ke dalam.
“Aku mau lihat, ada apa lagi di dalam sana,” kata Stevan.
“Ya, aku juga masih penasaran. Nike Roshe Run soldes chaussures ugg pour femme
Katanya ada gua di sana. air jordan 4 pour femme Air Jordan 11 Retro Tentunya asyik kalau kita bisa masuk ke dalam gua alami, seperti di cerita-cerita…,” lanjut Timothy antusias.
“Tapi, hari sudah mulai sore…,” Bik Nah berusaha mencegah, “sudah waktunya kita pulang.”
“Pulang?” kening Loly berkerut tanda tidak setuju.
“Nanti dulu!” protes Timothy.
“Bik, setengah jam lagi saja. Kita masuk ke dalam. Nike Air Max 90 Heren rood
Asics Tiger damskie ‘Kan asyik kalau kita bisa menemukan gua itu dan foto-foto di sana. ugg bottes Cleveland Cavaliers Teman-teman pasti akan terheran-heran melihat foto-foto kita. mu legend redzen for sale asics buty sklep online polska Betul tidak, Tim?” Stevan menimpali.
“Yup!” jawab Timothy cepat, lalu menatap Bik Nah dengan wajah penuh harap.
Merasa tidak tega menolak permintaan anak-anak, akhirnya Bik Nah mengikuti kemauan mereka, melanjutkan perjalanan ke dalam mencari gua yang masih alami, yang kabarnya terdapat di lokasi itu.
Hujan gerimis mulai turun rintik-rintik. adidas superstar 2 femme nike air max homme Air Jordan Spike Jalan-jalan mulai sepi, karena sebagian pengunjung memilih untuk pulang daripada meneruskan perjalanan. nike air max 90 homme Anak-anak terus menyusuri jalan semakin ke dalam.
“Lihat papan tulis itu! Gua ke kiri!” seru Tim kegirangan.
“Kita berhasil!” seru Stevan. Loly dan Vanda juga tampak bersemangat, sedangkan Bik Nah sibuk melirik jam di tangannya.
“Jangan lama-lama di dalam gua, ya, sepuluh menit saja, lalu kita pulang, karena hari sudah bertambah sore,” kata Bik Nah dengan nada was-was.
“Baik, Bik!” seru keempat itu serempak. air max 1 Fjällräven Kånken Väska Mereka pun berlarian kecil menuju ke dalam gua.
Gua itu gelap dan dingin. Chris Snee Kelelawar beterbangan keluar masuk goa. ugg pas cher Saint Joseph’s Hawks Jerseys Stalakmit dan stalaktit terlihat di sana-sini seperti tiang-tiang yang berukir.
“Tidak ada monster yang akan muncul dari dalam gua ‘kan?” ujar Vanda mencoba berseloroh.
“Hiii…,” Loly membayangkan suatu monster muncul dari dalam gua.
“Auuung…,” Timothy berteriak sekeras-kerasnya.
“Aung, ung, ung…,” suara gema bersahut-sahutan keras di sana sini.
“Tim!” seru Loly kesal.
“Tim, Tim, Tim…,” suara gema kembali terdengar.
Bik Nah kembali melirik jam tangannya. Tangannya melambai-lambai meminta anak-anak untuk kembali.
“Kita harus segera pulang,” ucap Bik Nah lambat-lambat.
“Pulang, ang, ang…,” suara gema bergaung di dalam gua.
Dengan sedikit kecewa anak-anak berjalan keluar dari gua. Nike Pas Cher Todd Gurley II College Jersey Ya, mereka belum puas karena baru beberapa saat saja menginjak gua. Mereka ingin menikmati berada di dalam gua lebih lama lagi, seperti manusia pada zaman batu yang tinggal di gua-gua. adidas ace Asics Aoldes Bagaimana rasanya tinggal di dalam gua, ya?
Setibanya di mulut gua, mereka terkejut dan kecewa. basket nike ete Kabut tebal terhampar di depan mereka. chaussures air max pas cher Jarak pandang yang bisa terlihat hanya sejauh satu meter saja. chaussure adidas zx flux nike flyknit air max adidas gazelle homme grise Suasana begitu hening, seperti tidak ada kehidupan. Nike Air Max Baratas Bahkan suara kelelawar yang beterbangan keluar-masuk gua, seakan tidak terdengar lagi.
Suasana berubah menjadi mencekam. Nike Air Max 2017 Heren groen Ya, hari semakin larut, tetapi mereka tidak bisa kembali. mu legend redzen online Central Michigan Chippewas Jerseys Tidak mungkin menerobos kabut tebal, sedangkan mereka tidak hafal jalan yang baru saja mereka lalui.