Minggu siang
Kereta rel listrik “Pakuan Express” jurusan Jakarta-Bogor melaju kencang. Vanda, putri tunggal keluarga Robert Suryadi yang baru berusia 8 tahun, duduk di dalam kereta dengan ditemani oleh seorang pengasuhnya. ADIDAS ULTRA BOOST Uncaged
Sebuah tas koper besar tergeletak di bangku, di antara Vanda dan pengasuhnya.
“Sampai kapan aku harus tinggal di rumah Oma, Bik?” tanya Vanda lirih, pada Bik Inah yang duduk terkantuk-kantuk di sebelahnya.
“Sampai urusan mama dan papamu selesai, Vanda,” ucap Bik Inah sambil menghela napas dalam.
“Tapi, Bik, apakah urusan Mama dan Papa bisa cepat beres? Tadi, sewaktu kita berangkat, Mama dan Papa bertengkar lagi, lalu Mama menangis…,” kenang Vanda akan kejadian yang baru saja dilihatnya pagi itu.
“Iya, Vanda.
Itu sebabnya, Mama memintamu untuk tinggal bersama dengan opa dan omamu di Bogor, sampai urusan mereka selesai,” Bik Inah berusaha menjelaskan. adidas superstar adidas chaussure femme Ia tidak berani mengungkapkan apa yang telah terjadi sebenarnya, mengapa Vanda dikirim ke Bogor untuk tinggal bersama dengan opa dan omanya. Masalah sebenarnya tidak sesederhana yang Vanda bayangkan. Bahkan, Bik Inah tidak yakin mereka akan memanggil Vanda untuk berkumpul kembali bersama dengan mereka. nike homme solde adidas italia asics gel kinsei hombre Kemungkinan, hanya papa atau mamanya yang akan memanggilnya….
Kereta rel listrik Pakuan Express berhenti di stasiun kereta Bogor. Justin Pugh adidas Gloro homme Opa dan Oma Yonathan-yang biasa dipanggil Opa dan Oma Yo-sudah menunggu di bangku di depan sebuah restoran siap saji. Keduanya segera berdiri menyambut kedatangan cucu mereka.
“Vanda sayang…,” Oma Yo memeluk dan membelai rambut Vanda. air max pas cher nike air max pas cher Di belakangnya, Opa Yo sudah siap menggandeng cucu kecilnya, menuju mobil sedan tua yang di parkir di dekat stasiun kereta.
Rumah Opa dan Oma Yo terletak disekitar daerah Bogor Selatan. Mereka tinggal di sebuah perumahan yang cukup elit, di daerah Bogor. Charlotte Hornets
Beberapa anak tampak sedang bermain-main dengan sepeda mini, otopet, atau berlarian-larian di sekitar taman kompleks perumahan itu.
“Opa Yo…,” sapa salah seorang anak.
“Eh, Stevan…, lagi main, ya?” jawab Opa Yo ramah. AIR ZOOM PEGASUS 34
Stevan mengangguk. Di belakang Stevan tampak dua orang anak berdiri menatap Vanda.
“Kalian semua mau berkenalan dengan cucu Opa?” tanya Opa Yo lagi. Nike Air Pegasus Mereka mengangguk malu-malu.
“Namanya siapa Opa?” tanya seorang anak.
“Namanya Vanda. Nah, Vanda, beri salam untuk teman-temanmu…,” lanjut Opa Yo.
Vanda, dengan senyum malu-malu, memberikan salam kepada teman-teman barunya,” Namaku Vanda, aku kelas 2.”
“Aku Stevan, aku kelas 3,” ucap Stevan lantang.
“Aku Timothy, aku sekelas dengan Stevan.”
“Kalau aku adik Timothy. Chaussure Kevin Durant
Namaku Loly, kelas 2, sama seperti kamu.” Loly tersenyum manis.
“Nah, Stevan, Timothy, Loly, nanti kalian ajak Vanda main bersama kalian, ya. Vanda anak tunggal, ia tidak punya kakak ataupun adik. Kalian mau menjadi teman-teman Vanda, ‘kan?” tanya Opa Yo.
“Aku mau jadi teman Vanda, Opa!” seru Stevan.
“Dan aku juga mau jadi temannya,” ucap Loly pelan.
“Anak-anak yang pintar!” seru Opa Yo senang.
“Nanti Vanda akan kami kenalkan dengan teman-teman yang lain, Opa. Seperti yang sering Opa Yo ajarkan di sekolah minggu, kita semua bersaudara di dalam Tuhan.”
Opa Yo tersenyum. Ya, Stevan, Timothy, dan Loly, adalah murid-murid sekolah minggu asuhan Opa Yo. adidas superstar hombre Di halaman rumah Opa Yo setiap hari Minggu pagi diadakan kebaktian sekolah minggu, asuhan dari Gereja Bogor Pusat. Stevan, Timothy, dan Loly, adalah anak-anak yang aktif dan tanggap terhadap aetiap ajaran firman Tuhan.
Sore itu cuaca cerah. Vanda, dengan ditemani Bik Inah, berjalan-jalan di taman kompleks. Di sana sudah berkumpul beberapa orang anak yang sebelumnya sudah berkenalan dengan Vanda.
“Hai Vanda!” sapa Stevan.
“Hai Stevan,” jawab Vanda malu-malu.
“Eh, kamu yang namanya Vanda, ya? Katanya, mama dan papamu mau bercerai?” seorang anak lain tiba-tiba menimpali. Ternyata itu Ray. Ia sudah berada di belakang Vanda bersama rombongan teman bersepedanya.
“Apa?” tanya Vanda dengan suara mendadak serak.
“Bercerai… Women Air Max
Itu lo, berpisah, nggak tinggal serumah lagi. Bener ‘kan, Liana? Yang dimaksud bercerai ‘kan tidak tinggal serumah lagi?” seru Tita dengan suara keras.
Mata Vanda mendadak berkaca-kaca. Ia sendiri belum pernah mendengar secara langsung bahwa kedua orang tuanya akan bercerai. nike air max femme pas cher Nike Kyrie 2 Tetapi, Vanda sudah mengerti apa arti bercerai.
Vanda menengok ke Bik Inah dan berkata dengan suara lirih dans erak, “Bercerai, Bik? Apa benar Papa dan Mama akan bercerai?”
Bik Inah menjadi pucat. Bambini Nike Kd 7 Asics Gel Lyte 3 Femme Blanche Memphis Tigers Jerseys Dia bingung harus menjawab apa. asics france Apalagi melihat Vanda yang matanya sudah berkaca-kaca.
“A…. new balance bambino offerte Ng…. air max 90 blu donna
Tidak, sayang. nike huarache Mama dan Papamu tidak akan bercerai…. Tuhan tidak akan membiarkan hal itu terjadi…,” jawab Bik Inah terbata-bata.
Stevan yang melihat suasana menjadi tidak enak segera menyela. “Ray! Kamu jangan sembarangan bikin gosip, ya! Vanda datang ke sini untuk berlibur. Opa Yo sudah memberitakan hal itu kepadaku sejak beberapa hari lalu. basket nike air max 1 Kamu jangan jadi penyebar gosip yang nggak benar, ya!”
Muka Ray menjadi merah padam. goedkoop nike air max 2016 Ia kelihatan terkejut dengan teguran Stevan.
“Siapa bilang gosip! Aku dengar sendiri dari….”
“Sudah, deh…. Jangan diterusin. Kamu main saja dengan yang lain. Yuk, Vanda, kamu ikut aku ke sana…. nike air max 2016 Di sana ada Timothy dan Loly sedang main ayunan,” ajak Stevan pada Vanda dan Bik Inah.
Dengan air mata yang mulai berlinang Vanda memegang erat tangan Bik Nah, mengikuti Stevan menuju taman.
“Sudah, jangan menangis, Non Vanda. Nanti teman-teman barumu bingung melihatmu menangis. Dikiranya kamu kenapa…,” bujuk Bik Nah lembut.
Bik Nah sebenarnya sangat bingung harus menjawab apa, karena pada kenyataannya perceraian kedua orang tua Vanda memang sedang dalam proses.
“Hai Timothy! Hai Loly! Ini Vanda datang. Womens Air Jordan 10 Nah, Vanda, tuh masih ada ayunan satu di sebelah sana. Air Jordan 6 (VI) Ayo kita ke sana. chaussures air max pas cher Kamu duduk di ayunan, dan aku yang mengayunkannya,” kata Stevan.
Vanda mengangguk, “Terima kasih, Stevan. Kamu baik sekali.”
Stevan ikut tersenyum, “Anak Allah harus mengasihi sesamanya. nike pour homme pas cher Itu yang sering diajarkan Opa Yo di sekolah minggu. ugg paillettes Kamu juga ke sekolah minggu juga, ‘kan, Vanda?”
Vanda mengangguk.
“Minggu besok setelah kita ke sekolah minggu kita akan melakukan sesuatu yang asyik buat kita semua. bottes ugg bailey button pas cher Setuju?” lanjut Stevan lagi.
Vanda mengangguk, “Aku mau sekali. Terima kasih semuanya….”
Stevan, Tim, dan Loly tersenyum. Mereka senang mempunyai teman baru.