Ringkasan yang lalu:
Rachel dan Melly mencari Theo ke semua tempat di gereja, tetapi tidak ada hasilnya. Mereka juga sudah menghubungi satpam dan sekretariat gereja, untuk meminta pertolongan dan bantuan. Tetapi Theo tetap saja raib. Di manakah Theo? Benarkah ia dibawa oleh wanita berkerudung menyeberang jalan, atau….Dalam keadaan putus asa, Rachel teringat untuk meminta pertolongan pada Tuhan Yesus di dalam doa.
Sesudah selesai berdoa, Rachel merasa lebih tenang.
“Kamu yakin dengan berdoa saja Theo akan ketemu?” Melly menatap Rachel ragu-ragu.
“Bukan begitu, tapi aku yakin Tuhan akan memberi kita hikmat dan menolong kita sampai Theo ditemukan.”
Tiba-tiba terlintas dalam benak Rachel permintaan Theo sebelum menghilang, Ia ingin es krim!
“Es krim!” pekik Rachel.
“Es krim?” Melly mengerutkan keningnya. Apa hubungannya antara es krim dengan hilangnya Theo?
“Melly, aku rasa, kita bis menemukan Theo. Bantu aku mencari tukang es krim!” seru Rachel.
Walaupun heran dengan sikap Rachel, Melly menurut saja. Ia pun ikut berkeliling mencari tukang es krim.
“Nah, itu dia tukang es krimnya!” seru Rachel menunjuk ke arah seorang penjaja es krim di sudut gereja, “Tapi, aku tidak melihat Theo….”
“Theo tidak ada juga di situ,” gumam Rachel lemas.
Melly malah sibuk mencari-cari tukang es krim yang ditunjuk Rachel.
“Mana, Rae, mana tukang es krimnya? Aku tidak melihat siapa sia… aaaaa…. Itu… Theo!” Melly berseru kegirangan.
“Kamu melihat Theo, Mel?” semangat Rachel yang sudah pudar kini bangkit kembali, “Mana? Mana Theo?”
“Itu, tuh! Itu dia yang berjongkok di sana,” Melly menunjuk-nunjuk. “Ayo, kita ke sana!”
Keduanya pun setengah berlari, menuju ke tempat yang ditunjuk Mell.
“Itu Theo, ‘kan?” Melly menunjuk seorang anak kecil yang duduk meringkuk, menatap tukang es krim dengan pandangan mata memelas.
“Theo!” pekik Rachel histeris.
Theo menengok. Ia menatap Rachel dengan terheran-heran, mengapa Rachel memanggilnya dengan histeris.
“Theo sayang, ke mana saja kamu? Kakak mencarimu ke mana-mana,” seru Rachel hampir menangis, memeluk adik yang ia sayangi.
Melly menatap kedua kakak-beradik yang sedang berpelukan itu dengan rasa haru. Dalam hati ia mulai berubah pikiran, sepertinya punya adik asyik juga.
“Aku yakin, Tuhan Yesus sudah menolong kita menemukan Theo, Mel. Tidak ada kejadian yang kebetulan, ‘kan?” kata Rachel. Ia sangat bersyukur adiknya berhasil ditemukan.
“Yah. Tenyata doamu yang singkat dan sederhana itu ada hasilnya, ya?” Melly belajar, bahwa segala sesuatu menjadi lebih mudah bila berdoa.
Rachel, Melly, dan Theo berjalan kembali ke tempat mereka duduk, yaitu undak-undakan didekat gereja. Ternyata, di sana sudah ada Mama dan Papa, beberapa orang jemaat gereja kenalan mereka, serta dua orang satpam gereja. Wajah mereka terlihat tegang.
“Mama, Papa, kalian sudah selesai?” sapa Rachel.
Papa dan Mama membalikkan tubuh mereka mendengar panggilan Rachel.
“Apa yang sudah terjadi, Rae? Katanya Theo hilang…” Mama langsung menjawab sambil membalikkan badan menghadap Rachel, “Theo….”
“Theo?” seru Papa tidak kalah terkejut. “Sepertinya ia baik-baik saja … Kenapa dikabarkan hilang?”
Rachel mengernyitkan keningnya. Berarti ia harus menjelaskan semua kejadian satu per satu, karena Papa dan Mama sudah terlanjur tahu. Padahal sebenarnya, Rachel tidak ingin menceritakan kejadian itu kepada Papa dan Mama. Rachel tahu bahwa ia salah dan ia sudah berjanji di dalam hatinya, bahwa ia tidak akan mengulanginya lagi. Dan yang terutama Rachel berjanji untuk menyayangi adiknya.
Selesai….
Cerita Lainnya :
Pingback: Theo Hilang! Bagian 2 >> Sekolah Minggu | Sekolah Minggu