By Sekolah Minggu
Setiap malam sebelum tidur Tim tim dan Vivi selalu membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta mendiskusikannya beserta Papa dan Mama. Malam ini mereka juga berkumpul bersama untuk merenungkan Firman Tuhan kembali.
Papa berkata “Mari kita membaca kembali Kejadian 1:26-28 dan Kejadian 2:18-25.”
“Pa, bukankah kemarin kita sudah membaca dan membahas ayat tersebut?” tanya Vivi. “Benar, kali ini Papa mau melanjutkannya, karena banyak sekali yang dapat dipelajari dari Firman Tuhan yang terdapat di Alkitab,” jawab Papa. “Oh, ya?, Timtim jadi bersemangat untuk mendengarnya,” kata Timtim. “Selesai mencipta manusia Allah berkata “Sungguh amat baik” karena manusia dicipta menurut gambar rupa Allah atau Image Of God. Perhatikan! Manusia ciptaan Allah mempunyai 3 relasi (hubungan) yaitu: pertama, relasi antara manusia dengan Allah. Kedua, relasi antara manusia dengan sesama manusia. Ketiga, relasi antara manusia dengan alam,” kata Papa. “Papa, apakah bisa jelaskan dan memberikan contohnya?” tanya Timtim. “Baiklah. Pertama, relasi antara manusia dengan Allah sebagai pencipta. Dari hubungan ini, manusia harus sadar bahwa ia bertanggung jawab kepada Allah dalam setiap perbuatannya. Dalam melakukan segala sesuatu, manusia harus taat kepada firman Allah dan memuliakan Allah. Waktu papa bekerja, papa harus sadar papa harus bekerja sebaik mungkin, ketika kamu sekolah dan belajar, kamu tidak boleh malas-malasan tetapi harus giat belajar,” kata Papa.
“Benar, Pa, belajar yang rajin itu penting supaya kita jadi pintar dan dapat pekerjaan yang baik nantinya.” cetus Vivi.
“Vivi, apa yang kamu katakan itu benar, tetapi ada hal yang lebih penting lagi yang kalian harus perhatikan. Belajar yang baik itu bukan hanya agar kita pintar dan dapat pekerjaan yang baik nantinya, tetapi kita harus ingat Allah yang berikan kepada kalian, jadi kita harus menggunakan semua kemampuan yang telah Allah berikan itu untuk memuliakan nama Tuhan, bukan memuliakan diri kita sendiri.” Papa menjelaskan. “Ingat, Alkitab mengajarkan Allah pencipta manusia, hanya dapat kita kenal dalam diri Tuhan Yesus, maka apakah kita boleh menyembah Allah yang lain?” tanya Papa.
“Tidak, PA. Kita hanya boleh menyembah kepada Tuhan Yesus, tidak boleh yang lain.” jawab Timtim.
“Benar, Tim. Kita hanya boleh menyembah Tuhan Yesus. Selanjutnya kedua, relasi antara manusia dengan manusia. Allah tidak menciptakan manusia seorang diri, tetapi Allah memberikan manusia teman, yaitu manusia lainnya. Apakah kalian tahu apa artinya manusia tidak hidup sendirian?” tanya Papa. Timtim dan Vivi diam. “Artinya, manusia tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri dan tidak perduli dengan manusia lainnya atau egois. Sifat egois itu melawan tujuan Tuhan mencipta manusia, dan itu dinamakan dosa!. Manusia yang satu harus mengasihi atau menyayangi manusia lainnya. Kamu tidak boleh saling membenci, juga terhadap teman-teman yang lain, kamu harus saling mengasihi. Jika ada yang membutuhkan pertolongan, kamu harus segera menolong mereka. Kita tidak boleh membeda-bedakan suku bangsa, agama, pendidikan, status sosial dan jenis kelamin. Kita harus mengasihi semua manusia tanpa kecuali. Yang ketiga adalah relasi antara manusia dengan alam. Kejadian 1:28 berbunyi: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Artinya Allah memerintahkan manusia untuk mengolah tanah, menggali berbagai sumber daya bumi, mengembangkan semua potensi yang ditemukan di dalam alam, seperti sains, teknologi, seni, pengembangbiakan binatang, dan sebagainya. Manusia tidak ditugaskan Allah hanya untuk mengolah alam, tetapi manusia juga diharuskan untuk memelihara, mengawasi, merawat dan melestarikan bumi dengan penuh tanggung-jawab, dan tugas ini dinamakan mandat budaya.” jelas Papa. “Tetapi ada satu hal yang sangat penting dan harus kita ingat.”
“Apa itu, Pa?” tanya Timtim dan Vivi.
“Alam seperti gunung, pohon, laut, sungai, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan dan bintang semuanya adalah ciptaan Allah. Mereka bukan Allah sehingga manusia tidak boleh menyembah kepada mereka. Manusia tidak boleh menyembah pada ciptaan Allah yang lain,” jawab Papa.
“Pa, kenapa Allah memerintahkan manusia melakukan semua itu?” tanya Vivi.
“Manusia melakukan semua itu bukan untuk memperkaya atau menyombong diri sendiri, tetapi hanya untuk memuliakan Allah,” tegas Papa.
Oleh : Kak Dessy Waiman
Related Artikel